Belajar dimanapun dan kapanpun

JARINGAN HEWAN

 JARINGAN HEWAN

Biologi Kelas XI 


Disusun Oleh :

Refi Rivani

Biologi A/7

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON


KOMPETENSI DASAR 

3. 4 Menganalisis keterkaitan antara struktur jaringan, letak dan fungsi organ  pada hewan. 

4. 4 Menyajikan data hasil pengamatan berbagai bentuk sel penyusun  jaringan hewan untuk menunjukkan keterkaitannya dengan letak dan fungsi  dalam bioproses dan aplikasinya dalam berbagai aspek kehidupan.

PETA KONSEP 



A. JARINGAN EPITEL

       Jaringan epitelium (epitel) adalah jaringan yang melapisi permukaan luar tubuh  atau membatasi permukaan suatu rongga tubuh.
Jaringan epitelium memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
  • Sel-sel penyusunnya tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel. 
  • Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa, tetapi mengandung  sel saraf. 
  • Sel-sel memiliki daya regenerasi yang tinggi. 
  • Bentuk selnya bervariasi, seperti bersisi, bersudut banyak (poligonal), atau tidak . 
Jaringan epitelium memiliki fungsi sebagai berikut: 
  • Transportasi, Pengangkutan zat-zat antarjaringan atau rongga yang  dipisahkan. 
  • Absorpsi, misalnya penyerapan sari-sari makanan pada usus halus. 
  • Pelindung jaringan di bawahnya. 
  • Sekresi, menghasilkan zat atau enzim dari epitelium membran maupun  kelenjar. 
  • Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, karbon dioksida, dan garam-garam tertentu. 
  •  Eksteroreseptor, menerima rangsangan dari lingkungan.
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitelium dibedakan menjadi empat macam, yaitu epitelium pipih, kubus, silindris, transisional, dan kelenjar.
a. Epitelium pipih 
    Epitelium pipih tersusun dari sel-sel yang berbentuk pipih seperti lembaran dengan inti sel tampak seperti cakram. Epitelium pipih dibedakan menjadi  dua macam, yaitu : 
        1) Epitelium pipih selapis 
            merupakan epitelium yang tersusun dari selapis  sel berbentuk pipih. Seluruh sel pada epitelium ini terletak di atas  membran basal dan mencapai permukaan. Terdapat pada alveolus paruparu, endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman dan  lengkung Henle, pleura (selaput pembungkus paru-paru), peritoneum (selaput perut), perikardium (selaput pembungkus jantung), serta  endotelium pada pembuluh darah dan pembuluh limfa. Berfungsi dalam  proses difusi, osmosis, filtrasi, dan ekskresi. 
        2) Epitelium pipih berlapis 
            merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel berbentuk pipih. Akan tetapi, pada lapisan sel-sel yang  lebih dalam bentuknya dapat berupa kubus atau silindris. Terdapat pada  pada kulit, vagina, rongga mulut, esofagus, anus, dan kornea mata.  berfungsi dalam proteksi (perlindungan). 

b. Epitelium kubus (kuboid) 
    Epitelium kubus tersusun dari sel-sel yang berbentuk kubus dengan inti sel  berbentuk bulat di tengah. Epitelium kubus dibedakan menjadi dua macam,  yaitu : 
        1) Epitelium kubus selapis 
            merupakan epitelium yang tersusun dari  selapis sel berbentuk kubus. Terdapat pada tubulus kontortus proksimal  dan tubulus kontortus distal pada nefron ginjal, permukaan luar ovarium,  kelenjar ludah, kelenjar tiroid, pankreas, serta lensa mata. berfungsi  dalam proteksi, sekresi, dan absorpsi. 
        2) Epitelium kubus berlapis 
            merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel berbentuk kubus. Terdapat pada kelenjar keringat dan  kelenjar minyak. Berfungsi untuk proteksi, sekresi, ekskresi, dan  absorpsi.

c. Epitelium silindris 
    Epitelium silindris tersusun dari sel-sel yang berbentuk heksagonal  memanjang (silinder). Inti sel dari epitelium ini berbentuk pipih memanjang,  berderet pada ketinggian yang sama, dan letaknya lebih dekat ke permukaan  basal. Dibedakan menjadi tiga macam, yaitu  
        1) Epitelium silindris selapis 
            merupakan epitelium yang tersusun dari  selapis sel berbentuk silindris. Di antara sel-sel epitelium silindris selapis  biasanya terdapat sel goblet, yaitu sel berbentuk piala yang berfungsi  menghasilkan lendir. Ada yang bersilia dan ada yang tidak bersilia.  Epitelium silindris selapis bersilia terdapat pada uterus, saluran uterus,  vas deferens, dan bronkus intrapulmoner. Sementara itu, epitelium  silindris selapis tidak bersilia terdapat pada sebagian besar saluran  pencernaan seperti lambung, usus halus, dan kantong empedu. Berfungsi untuk sekresi dan absorpsi. 
        2) Epitelium silindris berlapis 
            merupakan epitelium yang terdiri atas lebih dari satu lapis sel berbentuk silindris pada permukaannya. Akan  tetapi, sel-sel pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek dan  berbentuk polihedral tidak teratur. Terdapat pada pada uretra, laring,  faring, dan kelenjar ludah. Fungsi epitelium silindris berlapis banyak adalah untuk proteksi dan sekresi. 
        3) Epitelium silindris berlapis semu bersilia 
            merupakan epitelium yang  tersusun dari sel-sel dengan inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah  epitelium tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada epitelium ini  terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di  atasnya. Fungsi epitelium silindris berlapis semu bersilia adalah untuk  proteksi. Terdapat pada saluran telur (tuba Fallopi), rongga hidung, dan  saluran pernapasan.

d. Epitelium transisional 
    Epitelium transisional tersusun dari sel-sel yang bentuknya dapat berubahubah. Bagian basal terdiri atas sel-sel kubus hingga silindris, bagian tengah  terdiri atas selsel kubus polihedral, dan bagian permukaan dalam  (superfasial) terdiri atas sel-sel berbentuk kubus hingga pipih. Terdapat pada  organ-organ yang dapat mengalami peregangan, misalnya ureter, vesika  urinaria, pelvis renalis, dan uretra. Oleh sebab itu, sel-sel epitelium pada  organ-organ tersebut dapat berubah-ubah bentuk sesuai dengan tingkat  peregangannya.

e. Epitelium kelenjar 
       Epitelium kelenjar tersusun dari sel-sel epitelium khusus untuk sekresi zat  yang diperlukan dalam proses fisiologi tubuh. Ada dua macam kelenjar, yaitu. 
        1) Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya ke suatu permukaan tubuh (sekresi eksternal). Hasil sekresi ini disalurkan ke  permukaan tubuh melalui suatu saluran yang bentuknya bermacam-macam, seperti lurus, bergelung, atau bercabang. Sekret yang dikeluarkan  berupa cairan jernih yang mengandung enzim atau musin. Contoh  pankreas, kelenjar ludah, kelenjar lambung, dan kelenjar keringat. 
        2) Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan sekretnya langsung  ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limfa (sekresi internal). Oleh  karena tidak memiliki saluran, maka kelenjar endokrin disebut juga  kelenjar buntu. Sekret yang dikeluarkan berupa hormon. Contoh kelenjar  endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, dan  kelenjar timus.



B. JARINGAN IKAT

    Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat atau menyokong  jaringan lain. Jaringan ikat berkembang dari jaringan mesenkim yang berasal dari  lapisan embrional mesoderm. 

Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut: 

  • Pengikat dan penyambung jaringan yang satu dengan jaringan yang lain.  Contohnya tendon yang menghubungkan jaringan tulang dengan jaringan otot. 
  • Penyokong dan pembentuk struktur tubuh. Contohnya jaringan ikat tulang. 
  • Pelindung suatu organ. Contohnya jaringan ikat yang membungkus organorgan tubuh, seperti pleura yang membungkus paru-paru. 
  • Penyimpan energi, misalnya jaringan ikat lemak. 
  • Pengangkutan zat-zat dalam tubuh, misalnya jaringan ikat darah dan jaringan  ikat limfa. 
  • Pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit, misalnya jaringan ikat  darah yang mengandung sel-sel darah putih penghasil antibodi.
Jaringan ikat tersusun dari dua komponen utama, yaitu bahan intersel (matriks)  dan selsel penyusun jaringan ikat. 

        a) Matriks jaringan ikat 

Matriks jaringan ikat tersusun dari substansi dasar dan serat-serat. 

1) Substansi dasar (substansi intersel amorf) merupakan media cair  homogen yang berbentuk sol, gel, atau gel kaku. Cairan yang berbentuk sol  dan gel dapat mempermudah terjadinya proses difusi nutrisi dan zat-zat sisa  metabolisme antara kapiler dan sel. Sementara itu, cairan yang berbentuk  gel kaku dapat membantu menyokong jaringan. Substansi dasar tersusun  dari senyawa glukosaminoglikans atau asam mukopolisakarida dan  glikoprotein. 

2) Serat-serat (fibrosa) merupakan komponen jaringan ikat yang berfungsi sebagai penyokong. Serat dapat dibedakan menjadi serat kolagen, serat  elastin, dan serat retikular. 

3) Serat kolagen adalah serat yang tersusun dari protein kolagen berwarna putih dengan bentuk serat lurus memanjang atau sedikit bergelombang. Serat kolagen memiliki daya regang yang tinggi dengan elastisitas yang rendah. Serat ini juga bersifat ulet, lunak, dan mudah dibengkokkan. Serat kolagen terdapat pada tendon (jaringan penghubung antara otot dan tulang), ligamen, tulang, dan kulit. 

4) Serat elastin adalah serat yang berwarna kuning dan berbentuk pita pipih  atau benang silindris panjang. Serat elastin lebih tipis daripada serat kolagen  sehingga memiliki elastisitas yang tinggi. Semakin tua usia seseorang,  semakin menurun sifat elastisitas dari serat tersebut. Serat elastin tersusun  dari protein albuminoid dan terdapat pada pembuluh darah, selaput tulang  rawan laring, dan antarruas tulang belakang. 

5) Serat retikular adalah serat yang mirip dengan serat kolagen, tetapi lebih  halus. Serat ini tersusun seperti jala, serta memiliki elastisitas yang rendah  seperti halnya serat kolagen. Serat retikular berperan penting sebagai  penyokong dan penghubung jaringan ikat dengan jaringan lain, khususnya  membran antara jaringan epitelium dan jaringan ikat.

        b) Sel-sel penyusun jaringan ikat
Sel-sel penyusun jaringan ikat terdiri atas fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak, sel plasma, sel pigmen, sel darah putih, dan sel mesenkim.
1) Fibroblas merupakan sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat selain makrofag. Fibroblas memiliki ciri-ciri, antara lain bentuk selnya besar, pipih, dan bercabang-cabang sehingga dari samping tampak seperti  gelendong, serta inti sel berbentuk memanjang dan memiliki satu atau dua  anak inti. Fibroblas berfungsi menyekresikan protein, khususnya fibroblas  yang berbentuk serat. 
2) Makrofag (histiosit) bersama-sama dengan fibroblas menjadi sel yang  paling banyak terdapat pada jaringan ikat. Makrofag memiliki ciri-ciri,  antara lain bentuk selnya tidak beraturan, terdapat di dekat pembuluh  darah, dapat melakukan gerak amuboid menuju tempat terjadinya  peradangan, dan bersifat fagositosis, yaitu memakan za-zat buangan, benda  asing, bakteri, sel mati, dan sel darah yang keluar dari pembuluh darah.  Makrofag berperan pada reaksi imunologis tubuh dan sekresi enzim-enzim  seperti lisozim, kolagenase, dan elastase. 
3) Sel tiang (mast cell) merupakan sel yang berfungsi menghasilkan heparin  dan histamin. Heparin adalah zat yang berperan dalam proses pembekuan  darah, sedangkan histamin adalah zat yang berperan meningkatkan  permeabilitas kapiler darah. Sel tiang memiliki bentuk lonjong, tidak teratur,  kadang-kadang dilengkapi dengan pseudopodia yang pendek, dan memiliki  inti kecil yang tertutup granula. 
4) Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak.  Jika suatu jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, jaringan tersebut  dinamakan jaringan adiposa. Setiap sel lemak mengandung satu tetes  minyak yang besar dan sedikit sitoplasma dengan inti berbentuk pipih pada  salah satu sudutnya. 
5) Sel plasma merupakan sel yang berfungsi menghasilkan antibodi. Sel  plasma mirip dengan limfosit yang mengandung banyak sitoplasma. Sel  plasma sering ditemukan pada membran serosa, jaringan limfoid, serta di  bawah membran epitelium yang basah pada saluran pencernaan dan  pernapasan. 
6) Sel pigmen merupakan sel yang mengandung pigmen (kromatofor). Sel pigmen terdapat pada jaringan ikat padat kulit, lapisan koroid mata, dan piameter pada otak. 
7) Sel darah putih (leukosit) merupakan sel yang berfungsi melawan patogen seperti bakteri, virus, atau protozoa. Ada beberapa jenis leukosit, yaitu  limfosit, monosit, netrofil, eosinofil, dan basofil. Leukosit diangkut oleh  sirkulasi darah, tetapi melakukan fungsinya di luar pembuluh darah. Oleh  sebab itu, leukosit dapat ditemukan pada jaringan ikat. 
8) Sel mesenkim merupakan sel embrional yang masih dapat ditemukan pada  orang dewasa. Sel mesenkim berukuran lebih kecil dibandingkan dengan  fibroblas dan memiliki bentuk seperti bintang. Sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi jenis sel penyusun jaringan ikat longgar atau  menjadi sel otot polos pada pembuluh darah yang cedera. Sel mesenkim  banyak terdapat di sepanjang pembuluh darah kapiler. 
Berikut ini adalah  gambar komponen-komponen jaringan ikat.

        c) Macam-Macam Jaringan Ikat 
    Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan ikat sejati,  jaringan ikat cair, dan jaringan ikat penyokong. 
            1) Jaringan Ikat Sejati 
            Jaringan ikat sejati dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan  ikat longgar dan jaringan ikat padat. 
              Jaringan Ikat Longgar 
            Jaringan ikat longgar memiliki ciri-ciri, yaitu susunan serat-seratnya  longgar dan memiliki banyak substansi dasar. Serat-serat penyusunnya  terdiri atas serat kolagen dan serat elastin. Jaringan ikat longgar dapat  ditemukan di sekitar organ tubuh atau pembungkus pembuluh darah dan  saraf. Jaringan ikat longgar memiliki fungsi sebagai berikut.
  • Memberi bentuk pada organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum  tulang, dan hati.
  •  Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh  jaringan lain. Contohnya menyelubungi serat otot, melekatkan  jaringan di bawah kulit, membentuk membran yang membatasi  jantung dan rongga perut, serta membentuk membran yang disebut  mesenteris yang berfungsi menempatkan organ pada posisi yang  tepat.
            - Jaringan Ikat Padat 
            Jaringan ikat padat tersusun dari serat-serat yang berimpitan padat  dengan sedikit sel dan substansi dasar. Serat yang dominan adalah serat  kolagen, sehingga jaringan ikat padat sering disebut dengan jaringan  kolagen. Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis. Fungsi jaringan ikat  padat adalah untuk menghubungkan suatu organ dengan organ yang lain. Jaringan ikat padat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan  ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur.
        2) Jaringan Ikat Cair 
Jaringan ikat cair adalah jaringan ikat yang sel-sel penyusunnya terdapat  di dalam suatu matriks berupa larutan atau berbentuk cairan. Jaringan ikat  cair terdiri atas jaringan darah dan jaringan limfa (getah bening). 
            - Jaringan Darah 
               Jaringan darah terdiri atas plasma darah, trombosit, dan sel-sel darah.  Plasma darah berupa cairan yang mengandung berbagai macam  protein, asam amino, peptida, enzim, hormon, vitamin, dan mineral.  Trombosit berbentuk lempengan, tidak berinti, dan berperan dalam proses pembekuan darah. Sel-sel darah terdiri atas eritrosit (sel darah  merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit berbentuk bulat  dengan cekungan di tengah (bikonkaf ), tidak berinti, dan  sitoplasmanya mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Leukosit memiliki bentuk bervariasi, berinti, dapat  bergerak amuboid, dan berperan dalam pertahanan tubuh terhadap  infeksi. 
               - Jaringan Limfa (Getah Bening) 
                 Jaringan limfa adalah cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan  dan kembali ke dalam aliran darah. Pada saat limfa melewati nodus  limfa, akan ditambahkan antibodi (immunoglobulin) dan sebagian  besar sel-sel yang terdiri dari limfosit. Nodus limfa terdapat di dalam  tonsil, limpa, timus, dan sepanjang saluran pencernaan. Limfa yang  mengalir dari dinding usus halus berwarna seperti susu karena  mengandung lemak. Limfa dapat membeku, tetapi prosesnya lebih  lama dibandingkan dengan pembekuan darah. Hasil pembekuan limfa  lebih lunak daripada pembekuan darah.
        3) Jaringan Ikat Penyokong 
            Jaringan ikat penyokong adalah jaringan ikat yang berfungsi sebagai  penyokong tubuh. Ada dua macam jaringan ikat penyokong, yaitu jaringan  tulang rawan (kartilago) dan jaringan tulang keras (osteon).
            - Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) 
                Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat  dengan matriks elastis. Jaringan tulang rawan tersusun dari sel-sel yang  disebut kondrosit dan matriks dari bahan kondroitin sulfat. Kondrosit  berbentuk lonjong atau bulat dan memiliki inti dengan beberapa anak  inti di dalamnya. Kondrosit terletak di dalam rongga kecil yang disebut lakuna. Jaringan tulang rawan tidak memiliki saraf, pembuluh darah,  dan pembuluh limfa. Pada anak-anak, jaringan tulang rawan berasal  dari mesenkim dan lebih banyak mengandung kondrosit. Sementara  pada orang dewasa jaringan tulang rawan berasal dari perikondrium dan banyak mengandung matriks. Berdasarkan perbedaan senyawa pada matriksnya, jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam,  yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan  elastik.
            - Jaringan Tulang Keras (Osteon) 
                Jaringan tulang keras tersusun dari matriks dan komponen seluler.  Matriks tulang sangat padat dan kaku, mengandung glikosaminoglikans,  serat osteokolagen, garam anorganik kalsium fosfat, kalsium karbonat,  sedikit kalsium fluorida, serta magnesium fluorida. Sementara itu,  komponen seluler terdiri dari empat macam, yaitu osteoprogenitor, osteoblas, osteosit (sel tulang), dan osteoklas. Fungsi tulang keras  adalah sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan melindungi organ-organ dalam.
        Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi dua macam,  yaitu tulang spongiosa (tulang spons) dan tulang kompak. 
       Tulang spongiosa adalah tulang keras yang memiliki rongga-rongga, tersusun dari trabekula (lamela-lamela yang memiliki lakuna  dengan osteosit di dalamnya), dan lempeng-lempeng yang saling  berhubungan. Terdapat pada bagian dalam tulang dan langsung  berhubungan dengan sumsum tulang. - Tulang kompak adalah tulang keras yang tidak memiliki rongga.  
        Tulang kompak tersusun dari berjuta-juta sistem Havers. Sistem  Havers terdiri atas lamela matriks tulang, lakuna, kanalikuli, dan  saluran Havers. Di dalam saluran Havers terdapat pembuluh darah,  limfa, serabut saraf, dan jaringan ikat. Setiap saluran Havers dikelilingi 5-20 lamela yang tersusun konsentris. Di dalam lakuna  terdapat osteosit. Lakuna dan kanalikuli berhubungan langsung  dengan saluran Havers. Antara saluran Havers dan saluran Havers  lainnya dihubungkan oleh saluran melintang yang disebut saluran  Volkmann.

C. JARINGAN OTOT

    Jaringan otot merupakan alat gerak aktif. Jaringan otot terdiri atas sel-sel otot  atau serat-serat otot yang tersusun dalam berkas-berkas. Setiap sel otot memiliki  membran yang disebut sarkolema. Sarkolema memisahkan sel otot satu dengan  sel otot yang lain. Sel otot juga memiliki sitoplasma yang disebut sarkoplasma.  Serat otot disebut miofibril. Miofibril tersusun dari satuan-satuan yang lebih kecil  yang disebut miofilamen. Miofilamen ada yang tebal dan ada yang tipis. Miofi lamen tipis mengandung aktin dan Miofilamen tebal mengandung miosin. Aktin  dan miosin menyebabkan sel otot bersifat kontraktil. Pada setiap miofibril  terdapat beberapa unit pita terang dan pita gelap yang disebut sarkomer.

Jaringan otot terdiri dari: 

a. Jaringan otot polos 

    Jaringan otot polos tersusun dari sel-sel otot polos yang memiliki ciri-ciri  sebagai berikut: 

  • Bentuk sel seperti gelendong dengan kedua bagian ujungnya meruncing  dan bagian tengahnya melebar. 
  • Selnya berukuran panjang 30 – 200 μm dan berdiameter 5 – 10 μm. 
  • Inti sel berjumlah satu, berbentuk oval, dan terletak di tengah sel. 
  • Pada sel tidak terdapat pita terang dan pita gelap. 
  • Aktivitas sel lambat, tetapi tidak mudah lelah. Oleh karena itu, otot polos mampu berkontraksi dalam jangka waktu yang lama. 
  • Kerja otot polos dipengaruhi oleh sistem saraf otonom (saraf tak sadar),  baik saraf simpatis maupun saraf parasimpatis. Oleh sebab itu, otot polos  bersifat involunter, yaitu bekerja di luar kesadaran dan tidak dapat  diperintah. Cara kerja saraf simpatis berlawanan dengan saraf  parasimpatis. Misalnya pada lambung. Jika terjadi kontraksi pada otot  lambung, saraf simpatis akan memperlambat kontraksi, sedangkan saraf  parasimpatis akan mempercepat kontraksi. 
  •  Otot polos memiliki struktur yang lebih kecil daripada otot lurik. 
  • Otot polos memiliki aktin, miosin, dan tropomiosin, tetapi tidak memiliki troponin. Selain itu, otot polos hanya memiliki sedikit mitokondria.
  • Otot polos dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. - Otot polos unit tunggal adalah otot polos yang terdiri dari ratusan sampai jutaan serabut yang berkontraksi secara keseluruhan sebagai  suatu kesatuan. Contohnya, otot polos yang menyusun dinding organ  dalam seperti usus, lambung, saluran empedu, ureter, uterus, dan  pembuluh darah. - Otot polos unit ganda adalah otot polos yang terdiri dari serabut  otot yang berbeda-beda. Setiap serabut otot bekerja sendiri-sendiri tanpa bergantung dengan serabut otot lainnya. Jenis otot polos ini  juga jarang menimbulkan kontraksi yang spontan. Contohnya, otot  polos siliaris pada mata dan otot piloerektor pada rambut yang  menyebabkan rambut berdiri karena rangsangan saraf simpatis.

struktur otot polos
b. Jaringan otot lurik (otot rangka) 
    Jaringan otot lurik disebut juga otot rangka karena melekat pada tulang  rangka. Dalam kehidupan sehari-hari, jaringan otot lurik dikenal sebagai  daging.  Ciri-ciri jaringan otot lurik adalah sebagai berikut: 
  • Bentuk selnya silindris panjang dengan bagian ujung-ujungnya  meruncing, tetapi agak membulat pada bagian yang berbatasan dengan  tendon. 
  • Jaringan otot lurik tidak bercabang-cabang. 
  • Selnya berukuran panjang 1 – 40 mm dan berdiameter 10 – 100 μm. 
  • Memiliki banyak inti sel dengan bentuk silindris dan terletak di bagian  pinggir. 
  • Miofibril pada otot lurik terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal yang  sejajar dan tersusun berdampingan. 
  • Filamen tipis terdiri atas tiga macam protein, yaitu aktin, troponin, dan  tropomiosin.  
  • Filamen tebal terdiri atas protein miosin. 
  • Filamen aktin dan miosin saling tumpang tindih, serta tersusun  menurut pola tertentu sehingga menghasilkan pandangan garis-garis  seran lintang (lurik). 
  • Garis terang disebut pita I (isotrop) dan garis gelap disebut pita A  (anisotrop). 
  • Setiap pola yang tersusun dari pita I dan pita A membentuk sarkomer,  yaitu unit fungsional otot rangka karena mampu berkontraksi. Dengan  demikian, satu miofibril tersusun dari banyak sarkomer yang berderet. 
  • Aktivitas sel cepat, tetapi mudah lelah. Oleh karena itu, jaringan otot  lurik tidak dapat berkontraksi dalam jangka waktu lama. 
  • Kerja otot lurik dipengaruhi oleh otak, sehingga bersifat volunter, yaitu  bekerja di bawah kesadaran dan dapat diperintah.
  • Memiliki banyak mitokondria berukuran besar dengan banyak sekat di dalamnya. Mitokondria terletak memanjang berderet-deret di  sepanjang serabut, di bawah sarkolema, dan di antara mio_ bril. 
  • Otot lurik melekat pada rangka dengan perantara tendon. Selain itu,  otot lurik juga terdapat pada lidah dan bibir. 
Berikut ini adalah gambar struktur otot lurik.
struktur otot lurik
c. Jaringan otot jantung (miokardium) 
Jaringan otot jantung memiliki bentuk yang mirip dengan otot lurik, tetapi  cara kerjanya seperti otot polos.  Ciri-ciri jaringan otot jantung adalah sebagai berikut: 
  • Bentuk selnya silindris bercabang-cabang dengan percabangan yang  saling bertautan. Pertemuan antarcabang pada jaringan otot jantung  disebut sinsitium. Adanya sinsitium memungkinkan penyampaian  implus saraf antara sel otot jantung satu dengan yang lain dapat  berlangsung secara cepat. Otot jantung mempunyai diskus interkalaris,  yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan  mikroskop. 
  • Memiliki satu atau dua inti yang letaknya di bagian tengah sel. 
  • Terdapat pita terang dan pita gelap seperti pada otot lurik. Pada otot  jantung terdapat pigmen lipofusin, yaitu pigmen berbentuk butiran-butiran berwarna kecokelatan yang mengandung bahan-bahan lemak.  Selain pada sel otot jantung, pigmen lipofusin juga terdapat pada sel hati  dan sel saraf. 
  • Dapat melakukan kontraksi terus-menerus tanpa beristirahat. Hal ini dikarenakan otot jantung memiliki banyak mitokondria, mioglobin, dan menerima suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi secara  terusmenerus. 
  • Kerja otot jantung dipengaruhi oleh saraf otonom sehingga bersifat  involunter, yaitu bekerja di luar kesadaran dan tidak dapat diperintah. 
  • Di dalam otot jantung terdapat serat Purkinje, yaitu serat otot jantung  khusus yang mampu menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat  kecepatan hantaran serabut otot jantung. Serat Purkinje terletak di  endokardium, yaitu lapisan dalam otot. 
  • Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung. 
Berikut ini adalah  gambar struktur otot jantung
struktur otot jantung


D. JARINGAN SARAF

    Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Jaringan saraf menghantarkan impuls dari alat-alat indra ke pusat  saraf (otak dan sumsum tulang belakang), serta menghantarkan impuls dari pusat  saraf ke organ lainnya. Jaringan saraf tersusun dari dua macam sel, yaitu neuron  (sel saraf ) dan neuroglia (sel penyokong). 

    1. Neuron (Sel Saraf)
Setiap neuron terdiri atas badan sel, dendrit, akson atau neurit, selubung mielin, sel Schwann, dan nodus Ranvier.

Badan sel, merupakan bagian utama dari neuron. Fungsi badan sel adalah menerima impuls dari dendrit. 
- Dendrit adalah cabang-cabang badan sel yang pendek. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls dari neuron sebelumnya ke badan sel. 
Akson atau neurit adalah cabang badan sel yang panjang dan berfungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel menuju ke neuron berikutnya. 
Selubung mielin adalah selubung lemak yang membungkus akson. Fungsi selubung mielin adalah sebagai pelindung bagi neurit agar tidak mengalami kerusakan.
Sel Schwann adalah sel-sel yang membungkus dan membentuk selubung mielin. Fungsi sel Schwann adalah mempercepat pergerakan impuls, membantu menyediakan makanan untuk akson, dan juga membantu akson melakukan regenerasi. 
- Nodus Ranvier adalah lekukan-lekukan di antara segmen selubung mielin atau bagian dari akson yang tidak tertutup selubung mielin. Fungsi utama  dari nodus Ranvier adalah sebagai batu loncatan untuk mempercepat  pergerakan impuls ke otak maupun sebaliknya. Nodus Ranvier  memungkinkan impuls bisa meloncat dari satu nodus ke nodus lainnya  sehingga rangsangan lebih cepat sampai tujuan.
struktur sel neuron
Berdasarkan percabangan pada badan selnya, neuron dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar. 
macam-macam neuron berdasarkan percabangan
Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor. 
• Neuron sensorik (neuron aferen) adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor (alat-alat indra) ke pusat saraf. Neuron sensorik memiliki dendrit yang panjang dan akson yang pendek. Neuron sensorik disebut juga neuron indra. 
• Neuron motorik (neuron eferen) adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke efektor (otot). Neuron motorik memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Neuron motorik disebut juga neuron penggerak. 
• Neuron konektor (interneuron) adalah neuron yang berfungsi meneruskan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik. Neuron konektor banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan otak. Neuron konektor merupakan neuron multipolar dengan dendrit yang pendek, tetapi berjumlah banyak, serta akson yang panjang atau pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan dengan ujung akson dari saraf lainnya membentuk sinapsis.

    2. Neuroglia (Sel Glia) 
        Neuroglia merupakan sel-sel yang berfungsi sebagai pendukung kerja sel saraf.  Neuroglia juga membantu sel saraf agar dapat menjalankan fungsinya dengan  baik. Neuroglia terdapat pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi  dengan jumlah yang mencapai setengah dari jumlah neuron. Neuroglia memiliki fungsi sebagai berikut: 
  • Menyediakan nutrisi bagi sel saraf (neuron). 
  • Membentuk selubung mielin pada sel saraf. 
  • Mempertahankan keseimbangan tubuh. 
  •  Menyatukan jaringan pada susunan saraf pusat.
  • Berpartisipasi dalam transmisi sinyal sistem saraf.
Setelah kalian membaca terkait Jaringan Hewan, kemudian silahkan untuk melaksanakan praktikum virtual, dengann mengklik link di bawah ini:
- Virtual Lab Jaringan Otot

Referensi
Saefulloh. 2020. Modul Pembelajaran SMA Biologi : Jaringan Hewan Biologi Kelas XI. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.